26.11.2023

Sudah lumayan lama perempuan itu jatuh sakit

tidak kunjung sembuh

Pantas saja,

tiap hari tubuhnya kuyup diguyur hujan

awut-awutan dijarah angin malam

Kesana kemari mencari obat

ternyata ia lupa obat segala sakit

adalah menulis

02.08.2023 (2)

Suatu hari nanti, kamu akan percaya
cinta adalah satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar 

tanpa bantuan musim-musim.
Cinta senantiasa merawat dirinya sendiri
saat demam, ia pergi ke rumah sakit sendiri,

tidak menunggu kamu mengantarnya.

Apabila cinta mulai memberimu nyeri,
ke mana nyerimu melangkah, ke sana jantungmu mencari.

Cinta akan memompa jantungmu, diberinya segumpal keberanian,

mencair di pembulu darah.

Cinta yang menghidupkanmu.

Lantas, mengapa takut bercinta?.

02.08.2023 (1)

Di dalam puisi aku bisa keluar malam-malam

melewati tempat gelap, asing dan sendiri 

tanpa takut diperkosa

di dalam puisi aku bisa berteriak sepuasnya tanpa takut digrebek warga
di dalam puisi aku bisa menangis tanpa seorangpun tau.

Orang-orang menuduhku gila
apa boleh buat,
aku tidak memiliki banyak pilihan
hanya di dalam puisi aku temukan tempat yang hangat untuk menangis & menjerit & meledak & merawat segala
-yang tersisa

08.07.2023

Masih kuingat dengan jelas

reruntuhan bangunan dan dentuman gempa dari dalam dadaku kala itu

Kemudian aku terpecah-pecah menjadi ribuan kata, ribuan kata menjadi puisi

Puisi ini mestinya telah selesai sebelum tiba di bait ini

tetapi puisiku tak pernah benar-benar bisa kuselesaikan

karna cinta tak pernah selesai

Sungguh aku ingin makan secukupnya dan ampunilah keserakahan ini.

Tulisan Tadi Malam

     Pada suatu kantuk yang enggan meniduri tubuh, harusnya momen seperti ini saya manfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan, tapi saat ini pekerjaan saya terlalu menyebalkan untuk diselesaikan. Ditemani kopi, saya malah membaca tulisan Seno Gumira Ajidarma (beliau adalah dosen di kampus saya yang karyanya luar biasa di mata saya).

    Beliau menulis “Menjadi Tua di Jakarta” : “Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.” Keren sekali. Tapi, sialan! Kepalaku langsung senat-senut. Rasanya ingin teriak BAJINGAAAN… BAJINGAAAN.

    Kata Aan Mansyur, berteriak adalah satu-satunya cara untuk membersihkan tenggorokan agar bisa melontarkan batu dari leher. Tapi kalau saya teriak jam segini, kamar ini bisa digrebek hansip. Hansipnya sudah tua dan tidak tampan. Lebih baik saya menulis saja.

    Sebenernya saya sempat ingin sembuh dari kegilaan terhadap kata-kata, Tapi kata-kata Sapardi dan Jokpin memperparah kegilaan saya. Apa boleh buat, lagipula menulis adalah kegiatan untuk berlatih agar tetap waras, karna segila apa pun karya hanya bisa diciptakan dengan pikiran yang waras.

05.05.2023

01.12
Mataku masih segar, tidak bisa tidur
aku berharap bisa masuk ke dalam mimpimu
tetapi kamu belum tidur
kamu enggan tidur

                        02.45
                        Aku menarikmu ke lenganku

                        aku meminta kautubuhi pelukku, 

                        kau tidak paham

03.00
Tubuhku penuh berisi bensin
tapi satu-satunya benda yang
kau miliki adalah korek api

                          03.05
                          Aku minta, bakar saja tubuhku
                          katamu, bagaimana caranya membakar
                          tubuh yang sudah pula hilang

19.04.2023

Malam ini aku kembali dicumbu kecewa kesedihan dalam diriku juga ingin dimanja dan sebaik-baiknya tempat bermanja adalah pelukanmu

08.04.2023

Kadang aku bertanya, apa yang sebenarnya aku cari di dunia?
aku bahkan tak pernah ingin menjadi siapa-siapa
barangkali hanya sesuatu
mungkin semilir angin sejuk saat kau bersantai
atau lagu favoritmu
bisa jadi itu kantuk atau ciuman
dan apa-apa saja yang membuatmu memejamkan mata

Pintu

Aku takut pada pintu
tak bosan-bosan
ia selalu membukakan dirinya
untuk dimasuki dan ditinggalkan
seakan selalu siap
menerima dan melepaskan salam
seakan selalu siap
disinggahi dan ditinggalkan
seakan selalu siap
di atas ampunan dan lapang

“Bukankah ini rumahmu?”, tanya pintu
ia terkekeh-kekeh, menyeringai menertawakan
setiap tamu asing yang bertandang masuk
Dasar, pintu brengsek!

Jogja

06 April 2023

24.03.2023 : Wajah Kota di Mana Aku Sekarang

Wajah kota di mana aku sekarang
lesu dan berkerut-kerut tua
kotanya megah dan meriah
gedung-gedung menggapai langit
Tapi Ciliwung airnya tetap keruh

Di kota ini tempatku ada di mana?
berjalan kemana saja
kujumpa diri sendiri
mendengar apa saja
kudengar suara sendiri
Tapi tetap saja aku memilih bertahan di sini

11.03.2022 : Aduh! Rindu Sekali

Selamat malam, Sayang,

Apa kau sedang menatap langit?

Langit malam ini

Langit malamku

Langit malammu juga

Apa pekerjaanmu yang banyak itu masih menyenangkan?

Atau sudah mulai membuatmu muak?

Kalau sedang tak sibuk, aku ingin bertamu ke dalam cemasmu, boleh?

Pesan-pesan rindu yang gagal terkirim, akhirnya membusuk juga dalam telepon genggamku

Katanya, Jika rindu mulai menyakitkan, berbahagialah, cinta telah menemukan sarangnya.

02.03.2023

Ini lucu. Tak peduli sekeras apa kau kulupakan. 

Selalu, kau begitu mudah kutemukan kembali 

bersama rindu yang semakin meracau.

Ketika tubuh sebegini dipenuhi rindu, aku baru tahu, 

bahwa sepasang mata bisa seindah itu,

sepasang mata yang juga mengantarkanku pada 

indah bulu mata lentik dan rimba janggut tipis di dagumu.

Sedang kau apakan hatiku di sana?

cepat kembalikan jika sudah selesai dicumbu!

Ah, lelaki! kenapa pula hatiku kau bawa

21.02.2023 : Pas Betul

Suatu hari aku melihatnya berdiri di sana, 

tenang, tegap, rupawan, proporsi tubuhnya pas betul!

Lalu ia tersenyum, senyumnya kuanggap menarik, 

mengesankan, tipis dan lebar, tapi tak begitu lebar, 

ukuran dan lengkungannya pas betul, mudah diingat, 

dan masih banyak lagi.

manis, serius

sungguh manis!

manisnya pas betul!

18.02.2023

Perempuan itu melewati jalan 

yang kelihatan sekali sudah

bosan menghitung langkahnya,

matanya ingin menggapai bintang-bintang

yang ia juga tidak tahu bagaimana caranya,

tapi perempuan itu tidak mau menangis

air matanya sudah hanyut di sungai

Orang-orang banyak bertanya;

Hai perempuan, mau kemana kamu?

Awas! jalanan berlubang,

banyak kubangan air dan polisi tidur

Ah sialan. 

dasar pemberani, sudah luka

masih juga diterjang

tampaknya ia percaya keajaiban akan datang

baiklah, hati-hati semoga selamat sampai tujuan

17.02.2023 : Enyah

Pernah kucoba, tapi kupikir percuma saja

ada banyak hal yang tak dapat kujelaskan padamu;

rindu yang hampir meledak, hati yang terbakar,

gemuruh ombak, angin yang resah gelisah,

hujan yang menggigil, langit yang sepi,

angin yang asyik bercerita pada dedauanan,

suara jangkrik yang memecah keheningan,

Kosong yang ribut, sesak yang berontak, 

riuh yang gaduh, enyah kau dalam pikiran!!!

16.02.2023 : Kalau Bukan pada Puisi

Kalau bukan pada puisi 

kepada siapa aku harus berkawan?

Kalau bukan pada puisi

kepada siapa aku harus berterus terang?

Kalau bukan pada puisi

kepada siapa aku menunjukkan 

tubuhku, sakitku, yang telanjang?

Hanya puisi yang mampir ke tubuhku

tubuhku yang sepi

yang aku saja tidak berani mengetuknya

pintu dengan luka-luka yang masih menganga

yang aku saja tidak berani melongoknya

14.02.2023

Manusia tertawa, manusia menangis

aku tertawa, aku menangis

aku menulis, dan aku menangis

dan hatiku mematah-matahkan kata

atau kata yang mematahkan hatiku?

entahlah.

02.01.2023

Isi kepalaku tambah gaduh sejak pertama bertemu denganmu

Tapi sekarang aku tidak keberatan dengan jenis gaduh satu ini 

Aku jadi punya topik baru untuk berbincang dengan Tuhanku

Kali ini topiknya menarik dan menyenangkan

segala perihalmu aku perbincangkan dengan suka cita

Setelah ini aku mau bertanya, 

Tuhan, sesejuk apa cinta ketika ia mengetuk hati?

Apakah ia akan selembut embun yang jatuh dari ranting pohon randu menyentuh hidungku?

31.01.2023 : Puisi Kita

Bibirku belum bisa mengucapkan kata-kata yang sukar, sedang jariku terlalu kurus

hanya bisa menulis beberapa kata

kadang terlalu sedikit

Padahal kata-kata itu gratis dan berhamburan di muka bumi tapi kenapa aku selalu merasa kekurangan kata?

Seumpama nanti, jika takdir berpihak pada kita

aku bertemu denganmu lagi

dan jika Tuhan merestui, aku mau pulang ke dalam engkau, ke rumah singgah yang terlindungi

Di sana aku akan melaporkan semua kata-kata yang kupunya termasuk kata-kata yang sukar kuucapkan, kemudian kau ciumi bibirku dan bibirku jadi mahir, ia mampu mengeluarkan banyak kata

Kita bercinta, dan aku akan melahirkan banyak puisi

Puisi kita

30.01.2023 : Hujan Terus

Mungkin karena gedung-gedung tinggi dan menara besi itu mencakar-cakar dan melubangi langit 

Atau memang kota ini dikutuk untuk terus turun hujan

dan aku dikutuk untuk terus merindumu?

Lama-lama kota ini bisa berubah jadi sungai 

Tapi kurasa kota ini masih akan baik-baik saja meski telah berubah menjadi sungai

Sebab sungai bisa mengurai tawar hatinya begitu ia tiba di muara, sementara aku?

Bahkan tidak ada padaku lubang angin untuk mengurai kabut sedu sedan ini

23.01.23 : Jatuh Jatuh yang Tak direncanakan

Aku mencintai langit senja

Tapi aku tidak membawa matahari pulang

Kalaupun aku mampu, tetap tidak akan aku lakukan

Aku mencintai bulan, entah itu purnama atau sabit 

tetap tidak akan aku ambil dan kumasukkan ke dalam kantongku 

walaupun aku punya banyak ruang

Bukan tidak mau, aku sedang melakukan cinta dengan hati-hati, sebab sedikit sekali beda cinta dengan luka

Bila cinta tidak menemukan jalan-jalan yang benar ia hanya akan menjadi luka yang paling luka.

Jatuh cinta adalah soal jatuh-jatuh yang tak direncanakan, apapun bentuk jatuhnya

Jatuh tetaplah jatuh

Apa rasanya ketika jatuh?

Tapi karena ia adalah jatuh-jatuh yang tak direncanakan,

tak peduli seberapa kuat kamu berdiri

toh, akhirnya jatuh juga

bodohlah mereka yang ketika jatuh cinta tapi tidak menikmatinya

Karena jatuh cinta adalah satu-satunya jatuh dari ribuan jatuh dalam hidup yang sakitnya bisa kamu nikmati

Kalau tidak dapat cintanya, setidaknya nikmati jatuhnya

dan aku sedang menikmati jatuhku

dengan seutuh-utuhnya ikhlas

22.01.23

Aku ingin bercerita tentang suatu malam,

Dimana matamu menyala seperti bulan baru saja menyelupkan diri di dalamnya

Ia lebih terang dari semua lampu-lampu jalan ibukota ini

Rambutmu yang disisir rapih dan licin 

Jangankan aku, lalat yang hinggap juga bakal terjerembab, terjerembab cinta maksudnya

Tertawamu yang renyah dan seru bunyinya

tidak seperti suara tawaku yang jelek, menurut adikku sih begitu

Belum lagi senyummu yang... Astaga, belum pernah kucoba meletakkan diri dalam bahaya sebesar membayangkan senyummu itu

Terbuat dari apa hatiku ini?

Padahal ia begitu tandus

tapi kau terus tumbuh di dalamnya

Bisa dibayangkan bila aku menanammu dengan sungguh-sungguh dan memberimu pupuk?

17.01.23

Pagi ini aku terbangun oleh cuitan 

burung-burung brengsek di luar jendela

Ada bayi menangis di rumah sebelah

Ada deru mesin bis jemputan sekolah 

Ada matahari yang cahayanya tumpah ruah 

memenuhi seluruh isi kamar, silau sekali

Akhir-akhir ini langit Januari terlalu biru 

untuk musim yang rusuh

Aku mau hujan, hujan yang tak henti mengamuk

Supaya aku bisa menangis yang banyak sampai kuyup

dan orang mengira itu ulah si hujan.

16.01.23

Kita tidak perlu terlelap untuk mengalami mimpi buruk

Tapi terlelap lebih baik, kau tau akan tiba waktunya bangun.

15.01.23 : Sebuah Rasa

Mengalir ia. Mengalir. Entah dari mana

Aku amati, aku hayati 

Aku peluk dan aku setubuhi

Aku nikmati setiap hangat belaiannya

Sebelum direnggut kembali oleh Tuhan.

04.01.23

Apalagi yang kita punya? 

Oh, Hati wanita yang tersobek dua

Satunya dibawa lari

Hujan yang turun pun tak bisa mengisi bagian yang kosong, wadahnya sudah bocor sana sini

Hujan hujan tai ledig