Seperti biasa
Aku masih menulis puisi
sekadar menipu sepi
mengelabuhi kesedihan
Ternyata benar kata orang
Kesedihan tak bisa sembunyi lama-lama
Semakin didiamkan ia akan semakin menggerogoti
dada siapapun yang dihinggapinya
Duhai, kasih
Disaat-saat seperti ini
Aku ingin pulang ke tubuhmu
Sungguh-sungguh ingin pulang
Ongkos rindu tak pernah mampu aku bayar lunas
Hanya dengan puisi puisi cengeng
Dan emotikon hati di akhir pesan
Aku mau duduk di atas jok motormu!
Menyusuri Jakal dan sudut sudut Kaliurang
Kita berbincang hingga langit berubah hitam
Tapi, gawat!
Harga tiket kereta sedang meroket
Pun harga bensin
Apa kau mengerti maksud puisiku, sayang?
No comments:
Post a Comment